oboegolf8

<span style="display:block;text-align:center;clear:both"><img style="max-width: 350px;" loading="lazy" alt="Justmighty s.r.o. - Kreativní galerie - Kreativní vouchery" src="https://data.kreativnivouchery.cz/creatives_references_photos/1500_1500/29561.png"></span> Semasa era Soeharto, program transmigrasi di Indonesia dilanjutkan, setelah diaktifkan oleh pemerintahan Hindia Belanda pada awal abad ke-19. Indonesia terletak di Sabuk Alpida dan Cincin Api Pasifik, yang menyebabkan negara ini rentan terhadap aktivitas gempa bumi, vulkanik, dan tsunami. Biasanya, gempa subduksi di bawah magnitudo 7,5 tidak menyebabkan tsunami, meskipun beberapa kejadiannya telah tercatat. Hal tersebut menyebabkan pihak keraton terbagi menjadi dua bagian, yaitu kelompok yang anti-Belanda (Tumenggung Sumodiningrat dan Radeng Ronggo) dan kelompok yang pro-Belanda (Patih Danurejo II dan putera mahkota). Sebelumnya, ia telah menulis surat kepada Tumenggung Notodiningrat dan Sumodiningrat bahwa dirinya akan pergi berperang melawan Belanda serta untuk menyampaikan kepada sultan bahwa dirinya tidak bermaksud mungkar terhadap Keraton Dalem (sultan).